Memasuki 2016, harga tanah di sejumlah daerah terutama di kawasan properti akan mengalami kenaikan. Seperti yang terjadi di Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng), Real Estate Indonesia (REI) memperkirakan kenaikan harga tanah sekitar 10-15%.
Wakil Ketua REI Jateng Bidang Pertanahan Wibowo Tedjosukmono mengatakan, kenaikan harga tanah tidak dapat dihindari mengingat pertumbuhan perumahan di Semarang. Pada akhir Januari atau awal Februari, harga tanah dan juga bangunan sudah bisa dipastikan akan meningkat.
“Sekarang sudah mulai ancang-ancang adanya kenaikan. Kenaikan ini sudah pasti terjadi, dan tidak bisa dihindari,” ujarnya, Selasa (12/1/2016). Simak juga info harga pasir, laluharga wiremesh, dan ada juga harga paving.
Menurut Wibowo, kenaikan harga tanah dan bangunan setiap tahun terjadi dua kali, yakni pada semester pertama dan semester kedua. Sehingga jika ditotal kenaikan tanah setiap tahun mengalami kenaikan 20-30%.
Dia menuturkan, harga tanah di beberapa wilayah di Kota Semarang sudah cukup tinggi terlebih di wilayah Semarang Tengah, Semarang Selatan dan Semarang barat. Selain itu tersedia juga harga material bangunan terbaru untuk harga wallpaper dinding dan jugaharga plafon / harga gypsum.
Khusus untuk wilayah Semarang Selatan dan Barat saat ini menjadi incaran para investor untuk pengembangan perumahan maupun yang lainnya. Sehingga hal itu menyebabkan harga tanah di wilayah tersebut mengalami kenaikan cukup cepat.
“Wilayah atas saja (Semarang Selatan) harga tanah sudah Rp2 juta permeter, dan terus mengalami kenaikan. Sementara di pusat kota sudah mencapai Rp4 juta lebih,” bebernya.
Wakil Ketua DPD REI Jateng bidang Humas, Promosi dan Publikasi, Dibya K Hidayat menambahkan, kenaikan harga tanah akan berdampak terhadap kenaikan harga properti. “Sekarang memang belum naik, namun pasti akan segera menyesuaikan,” ucapnya.
Dia menyebutkan, harga tanah menjadi salah satu komponen dalam menetapkan harga properti selain dari bahan bangunan. Sebab itu, awal tahun menjadi momen tepat melakukan investasi di bidang properti.
Dalam setiap tahun total kenaikan antara 20%-30%. Faktor yang memengaruhi kenaikan harga tanah salah satunya adalah kenaikan upah minimum kabupaten/kota (UMK). “Jika UMK naik otomatis berdampak pada beberapa sektor ekonomi, termasuk properti,” tuturnya.
Selain itu, harga bahan bangunan maupun harga di beberapa sektor lain juga akan mengalami pergerakan naik. Hal itu sudah rutin setiap tahun. Wibowo memprediksi, meski hingga pertengahan bulan Januari 2016 ini belum ada penyesuaian, tetapi kenaikan akan terjadi sekitar akhir bulan ini atau awal bulan depan.
“Soal harga tergantung lokasinya, kalau di pinggir dan tengah kota berbeda. Misalnya untuk daerah pinggiran Kota Semarang harga tanah sekitar Rp2 juta/meter, sedangkan untuk harga di pusat kota sekitar Rp3-4 juta/meter,” katanya.