Harga Smartphone Naik Seiring Kenaikan Harga Tanah. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tengah mengaji kenaikan Nilai Jual Objek pajak (NJOP) tanah. Kabarnya kenaikan itu mencapai 200 persen. Menanggapi hal itu, salah satu pelaku bisnis properti, Ciputra mengaku tidak masalah dengan kenaikan harga bahan bangunan tersebut. Asalkan kenaikannya sesuai.
“Saya rasa selama kenaikannya masih wajar dan sesuai dengan nilai tanahnya tidak ada masalah,” kata Direktur Ciputra Group Sugwantono Tanto pada Okezone, Kamis (9/1/2014). Namun dia tak menampik jika kenaikan NJOP itu akan berimbas kebeberapa hal. Salah satunya, ongkos konstruksi yang diprediksi bisa mengalami kenaikan.
“Terutama untuk kawasan komersial,” lanjutnya. Dia berpendapat, jangan sampai kenaikan NJOP ini tidak sesuai dengan nilai tanah yang ada. Malahan, menurutnya jika NJOP ini terlalu tinggi bukannya membuat harga tanah menjadi tinggi namun akan menurunkan harga jual. ”Orang kalau beli tanah tidak melihat berapa NJOP nya. Yang dilihat kan harganya. Kalau harga tanah tinggi siapa yang mau beli?,” tandasnya.
Kementerian Pupera per 22 Mei 2015, telah menyerap sekitar Rp2,1 triliun anggaran Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) untuk rumah subsidi. Anggaran tersebut digunakan untuk merealisasikan Program Sejuta Rumah. Termasuk penurunanharga pipa , kemudian harga lantai kayu, tak ketinggalan harga wiremesh dan juga harga pasir.
Program Sejuta Rumah bertujuan untuk memenuhi kebutuhan rumah nasional yang mencapai 13,5 juta unit per tahun. Sejauh ini, pembangunan Sejuta Rumah salah satunya telah dilakukan di Ungaran, Jawa Tengah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar