Jumat, 13 November 2015

Tahun Ini Harga Handphone dan Material Naik

Harga Smartphone Naik Seiring Naiknya Harga Material. Sejalan makin melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS, telah berimbas pada berbagai segmen bisnis di daerah ini. Tidak hanya barang elektronik tapi juga termasuk di antaranya bahan bangunan. Dalam beberapa hari terakhir, harga sejumlah jenis bahan bangunan telah mengalami kenaikan hingga sepuluh persen.
Sabir Sakka, salah seorang pemilik toko bahan bangunan yang berada di poros Jalan Hertasning Makassar, ketika ditemui BKM di tempat usahanya, kemarin, mengakui, kalau kenaikan itu mulai terjadi sejak nilai tukar dollar AS terhadap rupiah terus naik. Karena banyak di antara bahan bangunan yang dijualnya merupakan produk impor, seperti grendel dan ember cor.
”Kebanyakan yang naik itu bahan campuran yang merupakan produksi luar negeri, seperti grendel dan ember cor. Yang paling naik itu plastik,” jelasnya.
Kenaikan harga bahan bangunan ini juga telah membuat daya beli masyarakat jadi menurun. ”Masyarakat sepertinya mulai membatasi diri untuk membeli bahan bangunan. Karena pasaran lagi sepi, kami terpaksa menunda dulu kenaikan bahan bangunan di tempat kami seperti pada harga cat dari harga cat tembok maupun harga cat terbaru. Salah satu jalan yang ditempuh adalah dengan mengurangi jumlah persediaan. Takutnya, nanti kami sudah stok banyak tapi pembeli kurang.
Jadi ada beberapa bahan bangunan yang kami jual stoknya kosong,” katanya. Diakui, kenaikan harga bahan bangunan ini tidak terlalu signifikan. Besaran kenaikannya sekitar sepuluh persen. Harga bahan bangunan yang dijualnya Rp50 ribu menjadi Rp55 ribu. Begitu pula dengan besi yang dulunya dijual seharga Rp30 ribu menjadi Rp32 ribu.
”Tapi kalau untuk saat sekarang saya belum kasi naik. Masih tetap harga dulu. Karena kita juga menjaga kelangsungan dengan costumer. Kalau tiba-tiba naik, nanti pelanggan jadi kaget,”  Kenaikan harga sejumlah bahan bangunan yang berdampak pada menurunnya animo masyarakat untuk membeli, juga dirasakan pemilik toko bahan bangunan Mamminasata.
”Animo masyarakat membeli bahan bangunan menurun atau bahkan terbilang kecil. Mereka yang sudah telanjur membangun rumah, mau tidak mau pasti terus dilanjutkan. Pasaran sepi, tentu proyek-proyek juga tidak jalan. Untuk sisa stok yang saat ini kami jual masih dengan harga lama. Kecuali barang yang baru datang, sudah pasti kami mematok dengan harga yang baru,” jelasnya
Badan Puat Statistik (BPS) mencatat, terjadi kenaikan harga bahan bangunan pada April lalu. Hal itu tercermin dari Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB) bahan bagunan atau konstruksi di Indonesia yang naik dari 127,58 poin pada Maret menjadi 127,7 poin.
Data BPS yang dikutip VIVA.co.id, Selasa 5 Mei 2015 memaparkan, kelompok bangunan tempat tinggal dan bukan tempat tinggal menyumbang andil terbesar dari kenaikan tersebut yaitu 0,09 persen. Entah untuk kenaikan harga besi maupun harga keramik.
Kelompok bahan bahan bangunan dan instalasi listrik, gas, air minum dan komunikasi menyumbang andil 0,01 persen. Sementara itu, klompok bahan bangunan pekerjaan umum untuk jalan, jembatan dan pelabuhan mengalami penurunan menjadi – 0,01 persen.
Lebih lanjut data tersebut memaparkan, kenaikan harga grosir bahan bangunan paling besar terjadi pada cat dan cat dasar yaitu sebesar 1,64 persen. Diikuti oleh pendingin ruangan 1,52 persen, genteng dan atap lainnya 1,05 persen, kerikil dan sirtu alam 0,69 persen dan pasir sebesar 0,47 persen untuk harga borongan bangunan dan juga harga kaca.
Sementara, barang bangunan yang mengalami menurunan harga, antara lain, besi beton sebesar -0,85 persen batu bata turun sebesar -0,62 persen, semen sebesar -0,47 persen, harga aspal sebesar -0,44 persen, kemudian besi dan lainnya sebesar -0,35 persen.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar